Jumat, 23 November 2012

Drama : AKIBAT DARI NARKOBA


3 tahun yang lalu sebuah persahabatan terbentuk dan terdiri dari 3 manusia yang berbeda kebudayaan. Mereka adalah Gilang, Rifky, dan Putra. Sekarang ini mereka sudah berada di kelas 9. Rifky dan Putra diterima di SMP yang sama. Sedangkan Gilang masuk ke Pesantren  karena disuruh orang tuanya. Sebetulnya mereka ingin sekali tetap bersama hingga akhir hayat tapi orang tua Gilang menginginkan anaknya menuntut ilmu yang cenderung ke ilmu agama di pesantren. Gilang adalah anak betawi asli. Rifky adalah Orang Sunda yang tinggal di Jakarta sejak ia masih SD sehingga ia susah untuk berbahasa sunda. Putra adalah Orang Jawa keturunan darah biru yang sifatnya lebih pendiam dari 2 sahabatnya. Dari segi materi Putra emang lebih dari sahabat-sahabatnya sehingga sering kali ia yang disuruh membayar makanan sahabat-sahabatnya di kantin pada jam istirahat. Putra tidak pernah merasa keberatan karena ia pikir bahwa sahabat susah dicari tapi uang mudah dicari.


Pada semester kedua kelas 9, sikap Putra sangat berubah. Biasanya, ketika Gilang dan Rifky mengajak ia bermain playstation atau internet, ia tak kuasa untuk menolaknya. Tapi sekarang ia benar-benar berusaha untuk tidak menerima ajakan kedua sahabatnya itu jika ajakan mereka tidak benar-benar penting. Ia harus berpikir ke depan bahwa akan ada Ujian Nasional dan Ujian Akhir Sekolah yang ia hadapi nanti. Kedua ujian tersebut menjadi penentu kelulusan mereka yang duduk dibangku kelas 9. Maka setiap hari setelah pulang sekolah Putra langsung pulang ke rumah dan les private dengan guru bimbelnya. Sementara kedua sahabatnya dengan santai menjalani masa-masa terakhir mereka dikelas 9. Setelah UN dan UAS berakhir, untuk kelas 9 hanya tinggal menunggu hari dimana pengumuman kelulusan akan diberitahukan.

Putra sangat tegang menunggu hasilnya. Gilang merasa sedikit gelisah dan ketakutan jika namanya tidak ada di daftar siswa yang lulus tahun itu. Sedangkan Rifky yang memang cuek orangnya, ia santai saja menunggu hasil kelulusan tersebut. Ketika ditempelkan sebuah kertas panjang ke papan pengumuman. Mereka bertiga segera mengeceknya dan ternyata mereka bertiga dinyatakan lulus. Rifky dan Putra merasa sangat senang tetapi Gilang justru merasa sedih karena setelah ini ia akan melanjutkan sekolahnya di pesantren. Karena itu mereka merayakan saat-saat terakhir mereka bersama dengan bermain biliyard di sebuah Mall.

Pada tahun pertama di sekolah baru, Rifky dan Putra berangkat ke sekolah bersama. Rumah Rifky memang tidak jauh dari rumah Putra. Jaraknya hanya sekitar 100 meter. Saat menjalani Masa Orientasi Siswa (MOS), mereka ternyata sekelompok. Rifky senang sekali bisa sekelompok dengan sahabatnya itu karena apabila ada barang-barang mahal yang harus ia bawa untuk keperluan MOS,maka ia bisa saja meminta Putra untuk membawakannya. Karena ia tahu bahwa Putra tidak bisa menolak permintaan sahabatnya. Bel pulang pun berbunyi anak-anak berhamburan keluar kelas. Putra dan Rifky pun keluar kelas bersama.

[scene 1]

Lokasi            : Gerbang sekolah
Waktu            : Pulang sekolah
Suasana          : Ramai
Rifky = R
Putra = P

R : Put, [nepok bahu Putra] akhirnya kita bisa satu sekolah lagi ya [tertawa]. Kok bisa gitu ya? Padahalgue gak serajin lo yang belajar tiap hari tiap malem. Gue cuma modal buku UAN yang gue beli di Gramed[tertawa].

P : Iya, gue juga bingung sama lo. Kok bisa sama sih nilai kita? Beda tipis sih nilai UN lo
35,50 kalau gue35,85. Tapi gue ikhlasin aja. Soalnya lo juga sahabat gue. Kalau gak ada lo gue nanti sama siapa? [nyikut Rifky] [tersenyum].

R : [tertawa] Oya, main ke warnet bentar yuk! Gue mau naikin level nih! Gak bakal lama kok paling cuma 4 jam.

P : [shock] gila.. 4 jam lo bilang gak lama? Gak ah, gue mau langsung pulang Rif, soalnya ada les private kimia. Sorry ya gue gak bisa ikut.

R : Yaelah, cupu lo! Dulu perasaan lo antusias banget deh kalo gue ajak ke warnet. Ayolah, bentar aja temenin gue. [sedikit memaksa]

P : Sorry, gak bisa. Nyokap bisa ngomel abis-abisan kalo gue gak les. Lagian kan main game bisa nanti-nanti. Nah kalo les mana bisa! Tuh apalagi udah jam segini [melihat kearah jam tangan]. Udah ya gue duluan [Langsung pergi meninggalkan Rifky]

R : Shit! Sahabat gue sekarang udah gak mau main lagi sama gue. Lo tuh udah bukan kayak sahabat gue lagi tau gak?! Yaudah lah kalo kayak gini gue pulang aja deh! [berwajah kesal].

[scene 2]

Lokasi            : Rumah Putra
Waktu            : Sore hari sekitar jam 4an
Suasana          : Sepi
I  =  Ibu
A = Ayah
P = Putra

P : Assalamualaikum. Ibu Putra pulang [berjalan menghampiri Ajeng] [mencium tangannya]

I : [duduk sambil baca majalah] Ehh anakku ganteng… ganti baju ya nak setelah itu kamu makan dulu [melanjutkan bacaannya]

P : Iya bu.. [berjalan kearah kamarnya]

A : [Baru pulang dari kantor] Assalamualaikum

I : Walaikumsalam [cium tangan Ikhsan]. Cape ya habis ngerjain proyek baru? Duduk dulu Yah

A : [duduk di sofa] Huuuh.. iya nih capek banget Mah [tangan mengipas-ngipas wajah]

I : [membuatkan kopi] Ini Yah diminum kopi luwaknya. Ibu beli ditemen ibu murah lho. Ya, Cuma gesek 5 juta aja kok hehehe. Karena ibu tahu kopi kesukaan ayah makanya ibu langsung pesen sama temen ibu [duduk disampingnya sambil melanjutkan baca majalah]
A : Anak kita mana? Sudah pulang?

I : Iya dia sudah ada dikamar. Sebentar lagi juga keluar buat makan. Kita makan bareng yuk Yah..

A : boleh... lagi pula tadi di kantor ayah gak suka dengan menu di restonya [berwajah jijik]. Masa ada lalat hijau didiemin aja makanannya?? Mau buat kita diare tuh resto??

I : Iiihhh jorok! iya yah, sekarang kita mesti lebih hati-hati lagi buat beli makanan. Mending makan masakan mama yang sudah terjamin bersih dan enaknya., ya kan? [melirik ke Ikhsan dan tersenyum]

A : Ooooh jelaslah itu mah [tersenyum]. Ya udah makan yuk mah...

[scene 3]

Lokasi            : Warung kopi dekat rumahnya Rifky
Waktu                        : sore hari
Suasana          : Hanya ada sepasang kekasih.

Cantika = C
Rifky = R

Cantika : Ehh AA Rifky pulang... kok mukanya kusut A? [memperhatikan raut wajah Rifky]
R : Lho kamu udah balik bebh?

C : Iya hehehe aku cabut dari sekolah pas jam 1 habis ada pelajaran Sejarah bikin ngantuk aja.

R :Oh... iya nih Can, gue lagi males sama si Putra. Lagian gue ajakin ke warnet dia malah mau pulang katanya sih ada les private. Padahal dulu dia selalu mau gue ajak ke warnet. Dia berubah banget sekarang [bernada dan berwajah kesal]

C : Hmmm, Putra sahabat kamu dari SMP itu? [mikir-mikir] Mungkin aja dia berubah gara-gara ortunya

R : Yaelah tapi kan gue ini sahabatnya. Dan juga dia itu les mulu kerjaannya. Hidup dia tuh gak ada hiburannya tau gak?! Sekarang sih bukan sahabat namanya. Dia udah mulai rese gitu.

C : [tertawa] Hiburan dia dengan hiburan kamu beda sayang. Berkutat dengan buku-buku tebel itu adalah sebuah hiburan buat dia. Kalo kamu, bertemu dengan vocher game dan ganja gratisan itulah hiburannya. [tertawa]

R : Hmmm gue tau sekarang apa yang harus gue lakuin. Dia bakal gue buat jadi sahabat gue yang seperti dulu [devil smile]. Tapi dengan sebuah improvisasi kenakalan. [tertawa]

 C : apa sih? Gue gak ngerti deh.

R : Gue punya rencana untuk buat dia balik lagi seperti kelas 7. Nakal dan gak pernah bisa nolak ajakan sahabatnya [devil smile]. Sini deh [berbisik kepada Cantika]

C : [senyum-senyum] Bagus bagus bagus [tertawa] Malam harinya, Rifky dan Cantika membuat adonan kue bolu bersama. Rifky mencampurkan sedikit ganja kedalam adonan untuk memberikan rasa candu kepada orang yang memakannya. Keesokan harinya di sekolah Rifky menjalankan rencana busuknya itu.

[scene 4]

Lokasi            : Di kelas
Waktu                        : Pagi hari, istirahat pertama puku l 9:30
Suasana          :Lumayan ramai

Vira = V 

R: Pagi Vira. Pagi Putra. 

V : Pagi juga

Rif [tersenyum]

R : Bray... mau kue bolu buatan nyokap gue gak? [menyuguhkan sepotong kue bolu kepada Putra]

P : [sibuk mencatat] Hmmm? Kue bolu rasa apa?

R : Rasa gado gado.V : [tertawa]

P : [shock dan menatap kue bolu tersebut]

R : Lo pake nanya lagi ! ini kue bolu rasa pandan, tuh liat warnanya aja ijo. Nih, dimakan ya

P : [menghela nafas] Fiuuuh... iya deh gue makan. Warnanya menggiurkan yah hehehe [senyum dan langsung memakan kue tersebut]. Nyammm nyammm nyamm.. enaakk.. [melanjutkan kerjaannya]
 
Saat melihat Putra dengan lahapnya memakan kue bolu buatannya itu, Rifky berkata dalam hati... Hmmhmm hmm makan aja tuh bolu ganja biar lo mampus!

R : Vira mau gak? Gue masih ada nih tinggal satu.

V : Hmmm [curiga] makasih Rif, gue udah kenyang sama sarapan tadi [senyum]

R : Oooh ya udah gak apa2. Kalo misalnya mau, bilang aja ya ke gue [senyum lalu pergi]

Sepulang sekolah, Putra memanggil sahabatnya itu. Ia meminta Rifky untuk membawakannya kue bolu lagi besok. Dan sepertinya pengaruh dari ganja tersebut sudah mulai dirasakan oleh Putra. Dengan senang hati, Rifky pun menerima permintaannya itu. Pada malam hari, Rifky langsung bertemu dengan penjual ganja di sebuah pasar dekat rumahnya.

[scene 5]

Lokasi            : Pasar
Waktu                        : Malam hari
Suasana          : Sepi

 Y : Penjual narkoba yang bernamaYani

R : Rifky

Sesampainya di pasar, Rifky melihat-lihat sekitar pasar dahulu untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang akan melihat kegiatan mereka. Ia mencari si penjual narkoba. Karena pencahayaan yang kurang, ia jadi susah untuk melihat. Akhirnya ia menemukan si penjual narkoba di depan papan bertuliskan “PASARAMPERA”.

Y : Pssstt! Pssstt! Woooy bray! [memanggil Rifky dengan suara pelan]

R : Ehh mbak yani disini toh [menghampiri yani]. Mana barangnya?

Y : Nih, gue kasih sesuai pesanan lo setengah kilo kan? 500 rb aja cuy. [memasukan sebuah kotak kedalam jaket Rifky]

R : Ehh gue bayar 200rb dulu yah. Mau gue jual lagi ke orang. Nanti klo udah laku gue bayar sisanya.[setengah memohon]

Y : Kalo udah laku?? Kalo gak laku-laku gimane??

R : Yaudah sih rempong aje nih mbak. Kalo gue ga bayar-bayar samperin aje rumah gue! [memberikan uangnya kepada yani]. Gue cabut ye.

Y :
Yoweslah lusa harus udah ada uangnya! [teriak] [Lalu mereka berdua pergi meninggalkan pasar]

[scene 6]

Lokasi            : Sekolahan
Waktu                        : Pagi hari
Suasana          : Tidak terlalu ramai.

Rifky melihat Putra sedang berjalan menuju kelas mereka. Lalu ia mengejarnya dan menepok bahu Putra. Ia langsung memberikan kotak makan yang berisi 5 kue bolu kepada Putra.

R : [menepuk bahu sahabatnya]

P : Ehh mamaku sabun! [latah] . Ehhh ini kuenya ya? [sambil membuka kotak makan tersebut]

R : Yoiii. Buat sahabat gue apa sih yang gak hehehe.

P : Wuiiih warnanya sama kayak kemaren. Gue makan sekarang aja ahh [langsung memakan kue bolu sambil berjalan ketempat duduknya].

Awalnya Putra memakan satu kue bolu. Tetapi karena pengaruh kecanduan tersebut akhirnya ia melahap habis semua kue bolu itu. Senyum Rifky semakin sumringah melihat Putra memakan kue bolu ganja itu. Bel masuk pun berbunyi.Sepulang sekolah Rifky mencoba mengajak Putra ke warnet untuk bermain game. Tapi dipertengahan jalan, Rifky mampir sebentar ke warung kopi untuk bertemu dengan Cantika. Rifky memperkenalkan Cantika kepada Putra. Rencana ketiga pun berjalan dengan mulus.

[scene 7]

Lokasi            : Gerbang Sekolah
Waktu                        : Sore hari
Suasana          : Tidak terlalu ramai.

R : Putra, kita ke warnet yuk besok kan hari sabtu. Pulang sorean gapapa lah. Refreshing, lo juga mumetkan belajar terus.

P : Hmmm tapi gw disuruh sm nyokap langsung pulang bray. Maklumlah biasa ada pengajian di rumah.

R : Yaelah jam berapa sih?

P : Abis maghhrib sih.

R : Yaudah sih masih lama kale. Ayolah,masa ga mau sih sama sahabat lo yang udah bawain kue bolu..(sambil merangkul di pundaknya Putra). Sekalian gue mau kasih sesuatu buat lo [senyum licik]. Janji deh gak bakal lama.

 V : [Tiba-tiba vira lewat] Hey kemana aja?! Gue cariin juga. Oya jadi kan habis maghrib pengajian dirumah lo?

P : Iya jadi kok tapi nih gue mau ke warnet dulu sama Rifky

R : Yaudah yok pergi sekarang aja bray [merangkul dan pergi meninggalkan Vira]

V : Aaaa.. tapi.. huuuh ya udah deh [pulang]

[scene 8]

Lokasi            : Warung Kopi
Waktu                        : Sore hari
Suasana          : hanya ada 3orang

C = Cantika

R :Weey ke warung bentar ya. Mau ketemu temen dulu neh [senyum-senyum]

P : Oh ya udah

R : wey! Cantika! [berlari menghampiri Cantika]

C : AA Rifky! [menggandeng tangan Rifky]. Itu Putra? [nunjuk2 putra] Kapan rencananya dijalanin? [berbisik]

R : Iya itu dia orangnya. Sekarang lo kasih ini sambil sedikit godain dia yah [memberikan kantong plastik berisi ganja seberat 0,5 kg]. Oya jangan lupa lo minta nomor HPnya.

C : Siaaap AA. Jadi aku hanya berpura-pura menjadi pacarnya kan? Itu sih gampang [tertawa]

R : Okaay, siap yah.. [berbisik ke ara Cantika]. Bray! [memanggil Putra] gue mau kenalin lo sama seorang cewek cantik. [menarik tangan Putra] Can, ini Putra sahabat gue dari SMP. Put, ini Cantika, biasanya dia yang nemenin gue kewarnet.

P : Oh halo gue Putra. [agak gugup memandang Cantika].

C : Halooo Put, lo lucu juga yah [genit]. Hmmm btw lo masih jomblo kan? Boleh gak gue minta nomor lo?

P : hmmm iya sih gue masih jomblo. Tapi...

R : Put [berbisik] gue rasa dia suka deh sama lo. Kenapa lo gak coba pdkt sama dia? [senyum-senyum]

C : Ya udah kalo lo gak mau berteman sama gue. Gak ada maksud jahat kok gue. [agak lemes]

P : Ehh gak gitu. Gue mau kok bertemen sama lo. Lo juga cantik [senyum].

C : makasih [tersipu malu] Hmmm gue ada sesuatu buat lo, diterima yah anggap aja hadiah pertemanan kita. [memberikan kantong plastik itu]

P : Waaah apa nih? Jadi ngerepotin kan. [malu-malu] Ga usah deh, Can. Biasa aja lagi gak perlu kasih-kasih ginian
R : Ehh ehh ehh gak sopan banget lo sama cewek! Dia udah ngasih lo sesuatu special masa lo tolak??

P : [kebingungan] Ya udah deh makasih ya, Can. Lo udah cantik baik lagi hehehe

C : Iya sama-sama Putra. Gue gak pernah punya niat jahat untuk berteman sama lo. Nomor lo berapa?

P : 0815 7755 8866

Setelah perbincangan tersebut, mereka bertiga bubar. Akhirnya Rifky dan Putra tidak jadi ke warnet. Dan Vira akhirnya pulang ke rumahnya karena sudah terlalu lama menunggu Putra. Singkat cerita Putra dan Cantika akhirnya jadian. Mereka selalu terlihat mesra. Tapi sayangnya Putra benar-benar tidak menyadari bahwa itu hanya scenario.

Cantika tidak beneran mencintainya. Suatu hari Putra diajak Cantika untuk pesta narkoba bersama Rifky. Ia meminta ijin kepada ortunya untuk pergi belajar bareng dirumah Vira. Untuk pertama kalinya ia berbohong sama ortunya. Awalnya ia ragu memenuhi ajakan dari Rifky itu, tapi karena pacarnya yang meminta akhirnya ia turuti.

[scene 8]

Lokasi            : Warung Kopi
Waktu                        : Selesai Maghrib
Suasana          : Sangat sepi

C = Cantika,
R = Rifky,
P = Putra

R : Hey kawan [tos bareng]

C : Hai Rif [sambil menggandeng Putra]

R : Can lo ambil serbuknya gih dikantong plastik itu [nunjuk2 kantong]

C : Okay, oya gue juga bawa suntikan lhooo [kegirangan]

 P : Can, gak apa2 nih kita kyak gini?[ gelisah]

C : gak apa2 sayang...  Cuma nyuntikin ini doang. Gak bakal kenapa2lah...

Saat mereka sedang asyik berpesta, ada seseorang   yang datang dari masa lalu Rifky danPutra.

G = Gilang 

G = Assalamualaikum, Masya Allah Rifky! Putra! Kalian sedang apa? Astaghfirullah

R = [sempoyongan menghampiri Gilang] Gilang? [tertawa] lo balik dari pesantren? Nih nih lo patut cobain ini ! [menyodorkan ganja]

P = [FLY]
G = gak! Wah lo berdua udah terlalu jauh terbuai dengan nikmat dunia! Taubat guys taubat! Kalo kalian gak segera bertaubat, kalian akan mendapatkan adzab!

C = haduuuuh bawel nih pak Ustad! Pulang aja sana lo ! ini tuh mainan anak gaul ! dasar munafik !

G = heh! Ente jangan asal ngomong yah! Putra, lo udah bukan Putra yg selama ini gue kenal! Ada apa sama lo put?? [mengguncang-guncangkan tubuh Putra].

P =EHHH! BERISIK ! PERGI LO BRENGKIE !

G = Astaghfirullah ane harus laporin ente semua ke polisi [pergi meninggalkan Rifky, Putra, dan Cantika]

Tak lama kemudian polisi pun datang dan langsung memborgol para sahabat Gilang termasuk pacarnyaPutra. Tetapi saat itu keadaan Putra sudah sekarat. Gilang pun langsung membawa Putra kerumah sakit terdekat. Setelah sampai di RS, Gilang menelpon kedua orang tua Putra.


 PERCAKAPAN VIA TELFON

Ayah Putra = A
Ibu Putra = I
G = Gilang 

G = Assalamualaikum

A =
Walaikumsalam, ini siapa ya?

G = Saya Gilang om, sahabat SMP nya Putra. Saya mau ngasih tau kalau Putra sekarang lagi sekarat di RS Kasih Ibu. Dia dirawat di kamar Mawar no 5 dengan dr. Fardin.

A  = HAH? Di rumah sakit? Ngapain dia disana?! Astaghfirullah [shock]

I = Siapa yah yang dirumah sakit?! [shock]

 G = Om datang aja kesini sekarang sebelum keadaan Putra semakin memburuk [telpon terputus]

I = Ada apa yah? Putra masuk RS ? Dia kenapa? [panik]

A = Katanya Putra masuk RS Kasih Ibu. Ayo, mah kita langsung kesana aja. Ayah juga gak tau kenapa.[langsung berangkat bersama Ibu]

[scene 9]

Lokasi            : RS Kasih Ibu
Waktu                        : Malam hari
Suasana          : Ramai

 
Tak lama kemudian Ayah Putra sampai ke RS Kasih Ibu. Ia lalu menghampiri dr. Fardin yang baru sajakeluar dari kamar pasien.

A = Dokter Fardin?

F = iya saya dokter Fardin? Bapak ini orang tuanya Putra?

I = Iya dok, saya ini juga ibunya. Anak saya kenapa dok?? [menangis]

A = Dok jawab anak saya kenapa??

F = Begini, anak kalian sedang sakau. Tapi untung saja cepat dibawa kerumah sakit. Karena jika terlambat sebentar saja, mungkin nyawa anak Anda tidak dapat diselamatkan.

I = Sakau? Maksudnya anak kami memakai narkoba gitu dok?

F = iya begitu bu. Dosis yang dia gunakan sudah melampaui batas sehingga dia sakau. Tapi ibu dan bapak bisa tenang sekarang karena Putra sudah kami tangani. Dia butuh istirahat dan support dari kalian berdua untuk sembuh.\

 A = Terima kasih dok.
I = Iya terima kasih dokter.

F = sama-sama bu, pak. Mari. [pergi meninggalkan mereka berdua]

G = Tante, om saya Gilang yang tadi di telpon. Masih inget saya ? Dulu saya sering main kerumah Putra. Sering ngerjain tugas sekolah bareng hehe. Tapi pas SMA saya pindah ke pesantren dan kebetulan lagi liburan makanya saya main ke daerah rumah Putra.

I = Terima kasih ya nak, udah bawa Putra kesini. Seandainya nak Gilang telat sedikit saja, pasti Putra sudah tiada.

A =Kami sangat berterima kasih sekali sama kamu.

Tiba-tiba Vira datang menjenguk Putra. Ia mengetahui berita itu dari pembantu di rumah Putra. Setelahdiberitahu oleh pembantunya, ia langsung pergi ke RS.

V = Tante gimana keadaan Putra?

I = Lho kamu tau Putra dirawat dari mana?

V = Kata bibi, tante dan om pergi ke RS Kasih Ibu karena Putra sedang dirawat. Memangnya Putra kenapa, tan?

I = [menangis] Putra sakau vir. Dia ternyata telah salah bergaul. Dia menjadi pemakai narkoba. Tante sedih dulu dia tidak seperti itu.

V = Narkoba? Astaghfirullah... Ini pasti karena Rifky ! sabar ya tan... kita berdoa supaya Putra diberikan kesembuhan ya tan

G = Iya, tadi ane liat Rifky, Cantika, dan Putra lagi pesta narkoba. Makanya langsung ane panggil polisi dan bawa Putra ke RS karena keadaan dia udh sekarat.

 
 V = Dari awal emang aku udah curiga sama Rifky. Semenjak ia memberikan kue bolu itu. Astaghfirullah untung aja aku gak terima kue itu.

Singkat cerita, setelah 3 hari Putra dirawat dirumah sakit, akhirnya ia dipindahkan ke tempat rehabilitasi. Beruntungnya putra memiliki keluarga yang selalu mensupport dia.

Akhirnya setelah selama sebulan ditempat rehabilitasi Putra keluar juga. Selama ia di rehabilitasi, Vira dan Gilang selalu menjenguknya.

Ternyata timbul sebuah perasaan suka di hati Vira. Perasaan itu makin lama makin bertambah menjadi perasaan sayang. Begitu pula Putra. Akhirnya Putra berani menyatakan perasaannya kepada Vira setelah keluar dari Pusat Rehabilitasi itu. Dan Vira pun menerimanya.

THE END

0 komentar:

Posting Komentar

 
---Girl's Life- Blogger Template by Ipietoon Blogger Template