3 tahun yang lalu sebuah
persahabatan terbentuk dan terdiri dari 3 manusia yang berbeda kebudayaan.
Mereka adalah Gilang, Rifky, dan Putra. Sekarang ini mereka sudah berada di
kelas 9. Rifky dan Putra diterima di SMP yang sama. Sedangkan Gilang masuk ke
Pesantren karena disuruh orang tuanya.
Sebetulnya mereka ingin sekali tetap bersama hingga akhir hayat tapi orang tua
Gilang menginginkan anaknya menuntut ilmu yang cenderung ke ilmu agama di
pesantren. Gilang adalah anak betawi asli. Rifky adalah Orang Sunda yang
tinggal di Jakarta sejak ia masih SD sehingga ia susah untuk berbahasa sunda.
Putra adalah Orang Jawa keturunan darah biru yang sifatnya lebih pendiam dari 2
sahabatnya. Dari segi materi Putra emang lebih dari sahabat-sahabatnya sehingga
sering kali ia yang disuruh membayar makanan sahabat-sahabatnya di kantin
pada jam istirahat. Putra tidak pernah merasa keberatan karena ia pikir
bahwa sahabat susah dicari tapi uang mudah dicari.
Pada
semester kedua kelas 9, sikap Putra sangat berubah. Biasanya, ketika Gilang dan
Rifky mengajak ia bermain playstation atau internet, ia tak kuasa untuk
menolaknya. Tapi sekarang ia benar-benar berusaha untuk tidak menerima ajakan
kedua sahabatnya itu jika ajakan mereka tidak benar-benar penting. Ia harus
berpikir ke depan bahwa akan ada Ujian Nasional dan Ujian Akhir Sekolah yang ia
hadapi nanti. Kedua ujian tersebut menjadi penentu kelulusan mereka yang duduk
dibangku kelas 9. Maka setiap hari setelah pulang sekolah Putra langsung pulang
ke rumah dan les private dengan guru bimbelnya. Sementara kedua sahabatnya
dengan santai menjalani masa-masa terakhir mereka dikelas 9. Setelah UN dan UAS
berakhir, untuk kelas 9 hanya tinggal menunggu hari dimana pengumuman kelulusan
akan diberitahukan.
Putra sangat tegang menunggu hasilnya. Gilang merasa sedikit gelisah dan ketakutan jika namanya tidak ada di daftar siswa yang lulus tahun itu. Sedangkan Rifky yang memang cuek orangnya, ia santai saja menunggu hasil kelulusan tersebut. Ketika ditempelkan sebuah kertas panjang ke papan pengumuman. Mereka bertiga segera mengeceknya dan ternyata mereka bertiga dinyatakan lulus. Rifky dan Putra merasa sangat senang tetapi Gilang justru merasa sedih karena setelah ini ia akan melanjutkan sekolahnya di pesantren. Karena itu mereka merayakan saat-saat terakhir mereka bersama dengan bermain biliyard di sebuah Mall.
Putra sangat tegang menunggu hasilnya. Gilang merasa sedikit gelisah dan ketakutan jika namanya tidak ada di daftar siswa yang lulus tahun itu. Sedangkan Rifky yang memang cuek orangnya, ia santai saja menunggu hasil kelulusan tersebut. Ketika ditempelkan sebuah kertas panjang ke papan pengumuman. Mereka bertiga segera mengeceknya dan ternyata mereka bertiga dinyatakan lulus. Rifky dan Putra merasa sangat senang tetapi Gilang justru merasa sedih karena setelah ini ia akan melanjutkan sekolahnya di pesantren. Karena itu mereka merayakan saat-saat terakhir mereka bersama dengan bermain biliyard di sebuah Mall.
Pada
tahun pertama di sekolah baru, Rifky dan Putra berangkat ke sekolah bersama.
Rumah Rifky memang tidak jauh dari rumah Putra. Jaraknya hanya sekitar 100
meter. Saat menjalani Masa Orientasi Siswa (MOS), mereka ternyata sekelompok.
Rifky senang sekali bisa sekelompok dengan sahabatnya itu karena apabila ada
barang-barang mahal yang harus ia bawa untuk keperluan MOS,maka ia bisa saja
meminta Putra untuk membawakannya. Karena ia tahu bahwa Putra tidak bisa
menolak permintaan sahabatnya. Bel pulang pun berbunyi anak-anak berhamburan
keluar kelas. Putra dan Rifky pun keluar kelas bersama.
[scene 1]
Lokasi : Gerbang sekolah
Waktu : Pulang sekolah
Suasana : Ramai
Rifky = R
Putra = P
R : Put, [nepok bahu Putra] akhirnya
kita bisa satu sekolah lagi ya [tertawa]. Kok bisa gitu ya? Padahalgue gak
serajin lo yang belajar tiap hari tiap malem. Gue cuma modal buku UAN yang gue
beli di Gramed[tertawa].
P : Iya, gue juga bingung sama lo.
Kok bisa sama sih nilai kita? Beda tipis sih nilai UN lo
35,50 kalau gue35,85. Tapi gue
ikhlasin aja. Soalnya lo juga sahabat gue. Kalau gak ada lo gue nanti sama
siapa? [nyikut Rifky] [tersenyum].
R : [tertawa] Oya, main ke warnet
bentar yuk! Gue mau naikin level nih! Gak bakal lama kok paling cuma 4 jam.
P : [shock] gila.. 4 jam lo bilang
gak lama? Gak ah, gue mau langsung pulang Rif, soalnya ada les private kimia.
Sorry ya gue gak bisa ikut.
R : Yaelah, cupu lo! Dulu perasaan
lo antusias banget deh kalo gue ajak ke warnet. Ayolah, bentar aja temenin gue.
[sedikit memaksa]
P : Sorry, gak bisa. Nyokap bisa
ngomel abis-abisan kalo gue gak les. Lagian kan main game bisa nanti-nanti. Nah
kalo les mana bisa! Tuh apalagi udah jam segini [melihat kearah jam tangan].
Udah ya gue duluan [Langsung pergi meninggalkan Rifky]
R : Shit! Sahabat gue sekarang udah
gak mau main lagi sama gue. Lo tuh udah bukan kayak sahabat gue lagi tau gak?!
Yaudah lah kalo kayak gini gue pulang aja deh! [berwajah kesal].
[scene 2]
Lokasi : Rumah Putra
Waktu : Sore hari sekitar jam 4an
Suasana : Sepi
I = Ibu
A = Ayah
P = Putra
P : Assalamualaikum. Ibu Putra
pulang [berjalan menghampiri Ajeng] [mencium tangannya]
I : [duduk sambil baca majalah] Ehh
anakku ganteng… ganti baju ya nak setelah itu kamu makan dulu [melanjutkan
bacaannya]
P : Iya bu.. [berjalan kearah
kamarnya]
A : [Baru pulang dari kantor]
Assalamualaikum
I : Walaikumsalam [cium tangan
Ikhsan]. Cape ya habis ngerjain proyek baru? Duduk dulu Yah
A : [duduk di sofa] Huuuh.. iya nih
capek banget Mah [tangan mengipas-ngipas wajah]
I : [membuatkan kopi] Ini Yah
diminum kopi luwaknya. Ibu beli ditemen ibu murah lho. Ya, Cuma gesek
5 juta aja kok hehehe. Karena ibu tahu kopi kesukaan ayah makanya ibu
langsung pesen sama temen ibu [duduk disampingnya sambil melanjutkan baca
majalah]
A : Anak kita mana? Sudah pulang?
I : Iya dia sudah ada dikamar.
Sebentar lagi juga keluar buat makan. Kita makan bareng yuk Yah..
A : boleh... lagi pula tadi di
kantor ayah gak suka dengan menu di restonya [berwajah jijik]. Masa ada lalat
hijau didiemin aja makanannya?? Mau buat kita diare tuh resto??
I : Iiihhh jorok! iya yah, sekarang
kita mesti lebih hati-hati lagi buat beli makanan. Mending makan masakan mama
yang sudah terjamin bersih dan enaknya., ya kan? [melirik ke Ikhsan dan
tersenyum]
A : Ooooh jelaslah itu mah
[tersenyum]. Ya udah makan yuk mah...
[scene 3]
Lokasi : Warung kopi dekat rumahnya Rifky
Waktu : sore hari
Suasana : Hanya ada sepasang kekasih.
Cantika = C
Rifky = R
Cantika : Ehh AA Rifky pulang... kok
mukanya kusut A? [memperhatikan raut wajah Rifky]
R : Lho kamu udah balik bebh?
C : Iya hehehe aku cabut dari
sekolah pas jam 1 habis ada pelajaran Sejarah bikin ngantuk aja.
R :Oh... iya nih Can, gue lagi males
sama si Putra. Lagian gue ajakin ke warnet dia malah mau pulang katanya sih ada
les private. Padahal dulu dia selalu mau gue ajak ke warnet. Dia berubah banget
sekarang [bernada dan berwajah kesal]
C : Hmmm, Putra sahabat kamu dari
SMP itu? [mikir-mikir] Mungkin aja dia berubah gara-gara ortunya
R : Yaelah tapi kan gue ini
sahabatnya. Dan juga dia itu les mulu kerjaannya. Hidup dia tuh gak ada
hiburannya tau gak?! Sekarang sih bukan sahabat namanya. Dia udah mulai rese
gitu.
C : [tertawa] Hiburan dia dengan
hiburan kamu beda sayang. Berkutat dengan buku-buku tebel itu adalah sebuah
hiburan buat dia. Kalo kamu, bertemu dengan vocher game dan ganja gratisan
itulah hiburannya. [tertawa]
R : Hmmm gue tau sekarang apa yang
harus gue lakuin. Dia bakal gue buat jadi sahabat gue yang seperti dulu [devil
smile]. Tapi dengan sebuah improvisasi kenakalan. [tertawa]
C : apa sih? Gue gak ngerti
deh.
R : Gue punya rencana untuk buat dia
balik lagi seperti kelas 7. Nakal dan gak pernah bisa nolak ajakan sahabatnya
[devil smile]. Sini deh [berbisik kepada Cantika]
C : [senyum-senyum] Bagus bagus
bagus [tertawa] Malam harinya, Rifky dan Cantika membuat adonan kue bolu
bersama. Rifky mencampurkan sedikit ganja kedalam adonan untuk memberikan rasa
candu kepada orang yang memakannya. Keesokan harinya di sekolah Rifky
menjalankan rencana busuknya itu.
[scene 4]
Lokasi : Di kelas
Waktu : Pagi hari, istirahat pertama puku l 9:30
Suasana :Lumayan ramai
Vira = V
R: Pagi Vira. Pagi Putra.
V : Pagi juga
Rif [tersenyum]
R : Bray... mau kue bolu buatan
nyokap gue gak? [menyuguhkan sepotong kue bolu kepada Putra]
P : [sibuk mencatat] Hmmm? Kue bolu
rasa apa?
R : Rasa gado gado.V : [tertawa]
P : [shock dan menatap kue bolu
tersebut]
R : Lo pake nanya lagi ! ini kue
bolu rasa pandan, tuh liat warnanya aja ijo. Nih, dimakan ya
P : [menghela nafas] Fiuuuh... iya
deh gue makan. Warnanya menggiurkan yah hehehe [senyum dan langsung memakan kue
tersebut]. Nyammm nyammm nyamm.. enaakk.. [melanjutkan kerjaannya]
Saat melihat Putra dengan lahapnya
memakan kue bolu buatannya itu, Rifky berkata dalam hati... Hmmhmm hmm makan
aja tuh bolu ganja biar lo mampus!
R : Vira mau gak? Gue masih ada nih
tinggal satu.
V : Hmmm [curiga] makasih Rif, gue
udah kenyang sama sarapan tadi [senyum]
R : Oooh ya udah gak apa2. Kalo
misalnya mau, bilang aja ya ke gue [senyum lalu pergi]
Sepulang sekolah, Putra memanggil
sahabatnya itu. Ia meminta Rifky untuk membawakannya kue bolu lagi besok. Dan
sepertinya pengaruh dari ganja tersebut sudah mulai dirasakan oleh Putra.
Dengan senang hati, Rifky pun menerima permintaannya itu. Pada malam hari,
Rifky langsung bertemu dengan penjual ganja di sebuah pasar dekat rumahnya.
[scene
5]
Lokasi : Pasar
Waktu : Malam hari
Suasana : Sepi
Y : Penjual
narkoba yang bernamaYani
R : Rifky
Sesampainya di pasar, Rifky
melihat-lihat sekitar pasar dahulu untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang
akan melihat kegiatan mereka. Ia mencari si penjual narkoba. Karena pencahayaan
yang kurang, ia jadi susah untuk melihat. Akhirnya ia menemukan si penjual
narkoba di depan papan bertuliskan “PASARAMPERA”.
Y : Pssstt! Pssstt! Woooy bray!
[memanggil Rifky dengan suara pelan]
R : Ehh mbak yani disini toh
[menghampiri yani]. Mana barangnya?
Y : Nih, gue kasih sesuai
pesanan lo setengah kilo kan? 500 rb aja cuy. [memasukan sebuah kotak kedalam
jaket Rifky]
R : Ehh gue bayar 200rb dulu yah.
Mau gue jual lagi ke orang. Nanti klo udah laku gue bayar sisanya.[setengah
memohon]
Y : Kalo udah laku?? Kalo gak
laku-laku gimane??
R : Yaudah sih rempong aje nih mbak.
Kalo gue ga bayar-bayar samperin aje rumah gue! [memberikan uangnya kepada
yani]. Gue cabut ye.
Y :
Yoweslah lusa harus udah ada uangnya!
[teriak] [Lalu mereka berdua pergi meninggalkan pasar]
[scene 6]
Lokasi : Sekolahan
Waktu : Pagi hari
Suasana : Tidak terlalu ramai.
Rifky melihat Putra sedang berjalan
menuju kelas mereka. Lalu ia mengejarnya dan menepok bahu Putra. Ia langsung
memberikan kotak makan yang berisi 5 kue bolu kepada Putra.
R : [menepuk bahu sahabatnya]
P : Ehh mamaku sabun! [latah] . Ehhh
ini kuenya ya? [sambil membuka kotak makan tersebut]
R : Yoiii. Buat sahabat gue apa sih
yang gak hehehe.
P : Wuiiih warnanya sama kayak
kemaren. Gue makan sekarang aja ahh [langsung memakan kue bolu sambil berjalan
ketempat duduknya].
Awalnya Putra memakan satu kue bolu.
Tetapi karena pengaruh kecanduan tersebut akhirnya ia melahap habis semua kue
bolu itu. Senyum Rifky semakin sumringah melihat Putra memakan kue bolu ganja
itu. Bel masuk pun berbunyi.Sepulang sekolah Rifky mencoba mengajak Putra ke
warnet untuk bermain game. Tapi dipertengahan jalan, Rifky mampir sebentar
ke warung kopi untuk bertemu dengan Cantika. Rifky memperkenalkan Cantika
kepada Putra. Rencana ketiga pun berjalan dengan mulus.
[scene 7]
Lokasi : Gerbang Sekolah
Waktu : Sore hari
Suasana : Tidak terlalu ramai.
R : Putra, kita ke warnet yuk besok
kan hari sabtu. Pulang sorean gapapa lah. Refreshing, lo juga mumetkan belajar
terus.
P : Hmmm tapi gw disuruh sm nyokap
langsung pulang bray. Maklumlah biasa ada pengajian di rumah.
R : Yaelah jam berapa sih?
P : Abis maghhrib sih.
R : Yaudah sih masih lama kale.
Ayolah,masa ga mau sih sama sahabat lo yang udah bawain kue bolu..(sambil
merangkul di pundaknya Putra). Sekalian gue mau kasih sesuatu buat lo [senyum
licik]. Janji deh gak bakal lama.
V : [Tiba-tiba vira lewat] Hey
kemana aja?! Gue cariin juga. Oya jadi kan habis maghrib pengajian dirumah lo?
P : Iya jadi kok tapi nih gue mau ke
warnet dulu sama Rifky
R : Yaudah yok pergi sekarang aja
bray [merangkul dan pergi meninggalkan Vira]
V : Aaaa.. tapi.. huuuh ya udah deh
[pulang]
[scene 8]
Lokasi : Warung Kopi
Waktu : Sore hari
Suasana : hanya ada 3orang
C = Cantika
R :Weey ke warung bentar ya. Mau
ketemu temen dulu neh [senyum-senyum]
P : Oh ya udah
R : wey! Cantika! [berlari
menghampiri Cantika]
C : AA Rifky! [menggandeng tangan
Rifky]. Itu Putra? [nunjuk2 putra] Kapan rencananya dijalanin? [berbisik]
R : Iya itu dia orangnya. Sekarang
lo kasih ini sambil sedikit godain dia yah [memberikan kantong plastik berisi
ganja seberat 0,5 kg]. Oya jangan lupa lo minta nomor HPnya.
C : Siaaap AA. Jadi aku hanya
berpura-pura menjadi pacarnya kan? Itu sih gampang [tertawa]
R : Okaay, siap yah.. [berbisik ke
ara Cantika]. Bray! [memanggil Putra] gue mau kenalin lo sama seorang cewek
cantik. [menarik tangan Putra] Can, ini Putra sahabat gue dari SMP. Put, ini
Cantika, biasanya dia yang nemenin gue kewarnet.
P : Oh halo gue Putra. [agak gugup
memandang Cantika].
C : Halooo Put, lo lucu juga yah
[genit]. Hmmm btw lo masih jomblo kan? Boleh gak gue minta nomor lo?
P : hmmm iya sih gue masih jomblo.
Tapi...
R : Put [berbisik] gue rasa dia suka
deh sama lo. Kenapa lo gak coba pdkt sama dia? [senyum-senyum]
C : Ya udah kalo lo gak mau berteman
sama gue. Gak ada maksud jahat kok gue. [agak lemes]
P : Ehh gak gitu. Gue mau kok bertemen
sama lo. Lo juga cantik [senyum].
C : makasih [tersipu malu] Hmmm gue
ada sesuatu buat lo, diterima yah anggap aja hadiah pertemanan kita.
[memberikan kantong plastik itu]
P : Waaah apa nih? Jadi ngerepotin
kan. [malu-malu] Ga usah deh, Can. Biasa aja lagi gak perlu kasih-kasih ginian
R : Ehh ehh ehh gak sopan banget lo
sama cewek! Dia udah ngasih lo sesuatu special masa lo tolak??
P : [kebingungan] Ya udah deh
makasih ya, Can. Lo udah cantik baik lagi hehehe
C : Iya sama-sama Putra. Gue gak
pernah punya niat jahat untuk berteman sama lo. Nomor lo berapa?
P : 0815 7755 8866
Setelah perbincangan tersebut,
mereka bertiga bubar. Akhirnya Rifky dan Putra tidak jadi ke warnet. Dan Vira
akhirnya pulang ke rumahnya karena sudah terlalu lama menunggu Putra. Singkat cerita
Putra dan Cantika akhirnya jadian. Mereka selalu terlihat mesra. Tapi sayangnya
Putra benar-benar tidak menyadari bahwa itu hanya scenario.
Cantika tidak beneran mencintainya. Suatu
hari Putra diajak Cantika untuk pesta narkoba bersama Rifky. Ia meminta ijin
kepada ortunya untuk pergi belajar bareng dirumah Vira. Untuk pertama kalinya
ia berbohong sama ortunya. Awalnya ia ragu memenuhi ajakan dari Rifky itu, tapi
karena pacarnya yang meminta akhirnya ia turuti.
[scene 8]
Lokasi : Warung Kopi
Waktu : Selesai Maghrib
Suasana : Sangat sepi
C = Cantika,
R = Rifky,
P = Putra
R : Hey kawan [tos bareng]
C : Hai Rif [sambil menggandeng
Putra]
R : Can lo ambil serbuknya gih
dikantong plastik itu [nunjuk2 kantong]
C : Okay, oya gue juga bawa suntikan
lhooo [kegirangan]
P : Can, gak apa2 nih kita
kyak gini?[ gelisah]
C : gak apa2 sayang... Cuma nyuntikin ini doang. Gak bakal
kenapa2lah...
Saat mereka sedang asyik berpesta, ada
seseorang yang datang dari masa lalu Rifky danPutra.
G = Gilang
G = Assalamualaikum, Masya Allah
Rifky! Putra! Kalian sedang apa? Astaghfirullah
R = [sempoyongan menghampiri Gilang]
Gilang? [tertawa] lo balik dari pesantren? Nih nih lo patut cobain ini !
[menyodorkan ganja]
P = [FLY]
G = gak! Wah lo berdua udah terlalu
jauh terbuai dengan nikmat dunia! Taubat guys taubat! Kalo kalian gak segera
bertaubat, kalian akan mendapatkan adzab!
C = haduuuuh bawel nih pak Ustad!
Pulang aja sana lo ! ini tuh mainan anak gaul ! dasar munafik !
G = heh! Ente jangan asal ngomong
yah! Putra, lo udah bukan Putra yg selama ini gue kenal! Ada apa sama lo put??
[mengguncang-guncangkan tubuh Putra].
P =EHHH! BERISIK ! PERGI LO BRENGKIE
!
G = Astaghfirullah ane harus laporin
ente semua ke polisi [pergi meninggalkan Rifky, Putra, dan Cantika]
Tak lama kemudian polisi pun datang
dan langsung memborgol para sahabat Gilang termasuk pacarnyaPutra. Tetapi saat
itu keadaan Putra sudah sekarat. Gilang pun langsung membawa Putra kerumah
sakit terdekat. Setelah sampai di RS, Gilang menelpon kedua orang tua Putra.
PERCAKAPAN VIA TELFON
Ayah Putra = A
Ibu Putra = I
G = Gilang
G = Assalamualaikum
A =
Walaikumsalam, ini siapa ya?
G = Saya Gilang om, sahabat SMP nya
Putra. Saya mau ngasih tau kalau Putra sekarang lagi sekarat di RS Kasih Ibu.
Dia dirawat di kamar Mawar no 5 dengan dr. Fardin.
A = HAH? Di rumah sakit?
Ngapain dia disana?! Astaghfirullah [shock]
I = Siapa yah yang dirumah sakit?!
[shock]
G = Om datang aja kesini
sekarang sebelum keadaan Putra semakin memburuk [telpon terputus]
I = Ada apa yah? Putra masuk RS ?
Dia kenapa? [panik]
A = Katanya Putra masuk RS
Kasih Ibu. Ayo, mah kita langsung kesana aja. Ayah juga gak tau
kenapa.[langsung berangkat bersama Ibu]
[scene 9]
Lokasi : RS Kasih Ibu
Waktu : Malam hari
Suasana : Ramai
Tak lama kemudian Ayah Putra sampai
ke RS Kasih Ibu. Ia lalu menghampiri dr. Fardin yang baru sajakeluar dari kamar
pasien.
A = Dokter Fardin?
F = iya saya dokter Fardin? Bapak
ini orang tuanya Putra?
I = Iya dok, saya ini juga ibunya.
Anak saya kenapa dok?? [menangis]
A = Dok jawab anak saya kenapa??
F = Begini, anak kalian sedang
sakau. Tapi untung saja cepat dibawa kerumah sakit. Karena jika terlambat
sebentar saja, mungkin nyawa anak Anda tidak dapat diselamatkan.
I = Sakau? Maksudnya anak kami
memakai narkoba gitu dok?
F = iya begitu bu. Dosis yang dia
gunakan sudah melampaui batas sehingga dia sakau. Tapi ibu dan bapak bisa
tenang sekarang karena Putra sudah kami tangani. Dia butuh istirahat dan
support dari kalian berdua untuk sembuh.\
A = Terima kasih dok.
I = Iya terima kasih dokter.
F = sama-sama bu, pak. Mari. [pergi
meninggalkan mereka berdua]
G = Tante, om saya Gilang yang tadi
di telpon. Masih inget saya ? Dulu saya sering main kerumah Putra. Sering
ngerjain tugas sekolah bareng hehe. Tapi pas SMA saya pindah ke pesantren dan
kebetulan lagi liburan makanya saya main ke daerah rumah Putra.
I = Terima kasih ya nak, udah bawa
Putra kesini. Seandainya nak Gilang telat sedikit saja, pasti Putra sudah
tiada.
A =Kami sangat berterima kasih
sekali sama kamu.
Tiba-tiba Vira datang menjenguk
Putra. Ia mengetahui berita itu dari pembantu di rumah Putra. Setelahdiberitahu
oleh pembantunya, ia langsung pergi ke RS.
V = Tante gimana keadaan Putra?
I = Lho kamu tau Putra dirawat dari
mana?
V = Kata bibi, tante dan om pergi ke
RS Kasih Ibu karena Putra sedang dirawat. Memangnya Putra kenapa, tan?
I = [menangis] Putra sakau vir. Dia
ternyata telah salah bergaul. Dia menjadi pemakai narkoba. Tante sedih dulu dia
tidak seperti itu.
V = Narkoba? Astaghfirullah... Ini
pasti karena Rifky ! sabar ya tan... kita berdoa supaya Putra diberikan
kesembuhan ya tan
G = Iya, tadi ane liat Rifky,
Cantika, dan Putra lagi pesta narkoba. Makanya langsung ane panggil polisi dan
bawa Putra ke RS karena keadaan dia udh sekarat.
V = Dari awal emang aku udah
curiga sama Rifky. Semenjak ia memberikan kue bolu itu. Astaghfirullah untung
aja aku gak terima kue itu.
Singkat cerita, setelah 3 hari Putra
dirawat dirumah sakit, akhirnya ia dipindahkan ke tempat rehabilitasi. Beruntungnya
putra memiliki keluarga yang selalu mensupport dia.
Akhirnya setelah selama sebulan ditempat
rehabilitasi Putra keluar juga. Selama ia di rehabilitasi, Vira dan Gilang
selalu menjenguknya.
Ternyata timbul sebuah perasaan suka
di hati Vira. Perasaan itu makin lama makin bertambah menjadi perasaan sayang.
Begitu pula Putra. Akhirnya Putra berani menyatakan perasaannya kepada Vira
setelah keluar dari Pusat Rehabilitasi itu. Dan Vira pun menerimanya.
THE END
0 komentar:
Posting Komentar